Orang-orang yang memiliki ciri-ciri entrepreneur, yaitu sebagai berikut :
1. Orang-orang yang mempunyai visi untuk memecahkan masalahmasalah kemasyarakatan sebagai pembaharu masyarakat dengan gagasan-gagasan yangsangat kuat untuk memperbaiki taraf hidup gagasan-gagasan yang sangat kuat untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat.
2. Umumnya bukan orang terkenal, misal : dokter, pengacara, insinyur, konsultan manajemen, pekerja sosial, guru dan wartawan.
3. Orang-orang yang memiliki daya transformatif, yakni orang-orang dengan gagasan baru dalam menghadapi masalah besar, yang tak kenal lelah dalam mewujudkan misinya, menyukai tantangan, punya daya tahan tinggi, orang-orang yang sungguh-sungguh tidak mengenal kata menyerah hingga mereka berhasil menyebarkan gagasannya sejauh mereka mampu.
4. Orang yang mampu mengubah daya kinerja masyarakat dengan cara terus memperbaiki, memperkuat, dan memperluas cita-cita.
5. Orang yang memajukan perubahan sistemik : bagaimana mereka mengubah pola perilaku dan pemahaman.
6. Pemecah masalah paling kreatif.
7. Mampu menjangkau jauh lebih banyak orang dengan uang atau sumber daya yang jauh lebih sedikit, dengan keberanian mengambil resiko sehingga mereka harus sangat inovatif dalam mengajukan pemecahan masalah.
8. Orang-orang yang tidak bisa diam, yang ingin memecahkan masalahmasalah yang telah gagal ditangani oleh pranata (negara dan mekanisme pasar) yang ada.
9. Mereka melampaui format-format lama (struktur mapan) dan terdorong untuk menemukan bentuk-bentuk baru organisasi.
10. Mereka lebih bebas dan independen, lebih efektif dan memilih keterlibatan yang lebih produktif.
Sumber : (Borstein, 2006, 1-4)
Berdasarkan tataran organisasi (Strategi atau misi yang difokuskan pada dampak sosial dan Pendekatan inovatif untuk mencapai misi tersebut), KEWIRAUSAHAAN SOSIAL dapat dilihat dari dua elemen, yakni :
1. FOKUS PADA MISI SOSIAL, yang tercermin dalam konteks dan outputdari tindakan menurut komponen nilai sosial.
2. PROSES OPERATIONAL, yaitu pendekatan untuk melakukan tindakan dengan komponen ‘entrepreneurial.
Sumber : (Nicholls, 2006, 13)
Minggu, 02 November 2014
Senin, 17 Maret 2014
PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PRODUKTIFITAS
PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP
PRODUKTIVITAS
(KELOMPOK 11)
Disusun Oleh :
Nama / NPM :
1. Burhanuddin Akili / 31411561
2.
Dhona Purnomo / 32411002
3. Henky
Yudhiprasetya / 33411314
4.
Rifqi Septian .H /39411368
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2014
Pengertian
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik
dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan
produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002, p.2).
Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor penting dalam mengukur
produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain; pertama, karena
besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya
yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa;
kedua, karena masukan pada faktor-faktor lain seperti modal (Kussriyanto, 1993).
Produktivitas Sumber
Daya Manusia
Produktivitas mengandung
pengertian yang berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis dan sistem. Sebagai
konsep ekonomis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia
untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan
manusia dan masyarakat pada umumnya. Sebagai konsep filosofis, produktivitas
mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal
inilah yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan
konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus
ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem. (Anoraga
dan Suyati, 1995)
Menurut Wignjosoebroto,
produktivitas secara umum akan dapat diformulasikan sebagai berikut:
(Wignjosoebroto, 2000)
1.
Produktivitas = Output/input(measurable)+ input (invisible). Invisible input meliputi tingkat pengetahuan,
kemampuan teknis, metodologi kerja dan pengaturan organisasi, dan motivasi
kerja. Untuk mengukur produktivitas kerja dari tenaga kerja manusia, operator
mesin, misalnya, maka formulasi berikut bisa dipakai untuk maksud ini, yaitu:
2. Produktivitas = total
keluaran yang dihasilkan. Tenaga Kerja
jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan Di sini produktivitas dari tenaga kerja
ditunjukkan sebagai rasio dari jumlah keluaran yang dihasilkan per total tenaga
kerja yang jam manusia (man-hours), yaitu jam kerja yang dipakai untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tenaga kerja yang dipekerjakan dapat
terdiri dari tenaga kerja langsung ataupun tidak langsung, akan tetapi biasanya
meliputi keduanya.
Kualitas Sumber Daya Manusia yang
Produktiv
Apabila kita melihat secara sepintas apa-apa yang
terdapat di dalam suatu organisasi sebagai sistem sosial maka ada dua unsur
yang nampak yaitu, unsur pertama umumnya dikenal dengan nama sumber daya
manusia dan yang kedua sumber daya bukan manusia, antara lain adalah
mesin-mesin, bahan mentah, uang, peralatan, dan lain sebagainya. Sumber daya
bukan manusia walau bagaimanapun canggihnya tidak mempunyai arti apa-apa bagi organisasi
jika tidak digunakan oleh sumber daya manusia. (Ravianto, 1986)
Sumber daya manusia dapat diukur kualitas kerjanya.
Berikut kualitas produktivitas sumber daya manusia yang dapat diukur dari
keberhasilan sebagai berikut: (Ravianto, 1986)
1. Peningkatan
kemampuan teoritis adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai
tugas dalam suatu pekerjaan.
2. Peningkatan
kemampuan teknis adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu pekerjaan.
3. Peningkatan
kemampuan konseptual adalah mampu memprediksi segala sesuatu yang memprediksi
segala sesuatu yang ada kaitannya sasaran yang akan dituju
4. Peningkatan
moral adalah mampu melaksanakan koordinasi, mampu bekerjasama, selalu berusaha
menghindari perbuatan tercela dan mampu bersedia mengembangkan diri.
5. Peningkatan
ketrampilan teknis.
Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas tenaga
kerja menunjukkan kemampuan seseorang tenaga kerja atau pekerja untuk
menghasilkan sejumlah output dalam satu satuan waktu tertentu. Produktivitas
tenaga kerja tersebut dapat merupakan ukuran efisiensi pemanfaatan tenaga
kerja. Hal ini mengingat bahwa secara nyata, seorang pekerja dalam melakukan
pekerjaannya belum tentu memanfaatkan seluruh kemampuan yang dimilikinya.
Produktivitas tenaga
kerja adalah pencerminan dari mutu tenaga kerja jika hal-hal lain dianggap
tetap sama. Menurutnya, perubahan (peningkatan) produktivitas kerja dapat
terjadi karena pengaruh beberapa hal yaitu: (Kasnawi,2006)
1. Sumber daya alam yang
tersedia dalam jumlah yang lebih besar atau mutu yang lebih baik.
2. Sumber daya modal
fisik tersedia dalam jumlah yang lebih banyak atau mutu yang lebih baik
3. Mutu modal manusia itu
sendiri yang meningkat.
4. Kondisi dan lingkungan
kerja yang lebih baik.
Peranan sumber daya
alam dalam dalam peningkatan produktivitas baik dilihat dari jumlah maupun
mutunya memang sangat penting. Namun kenyataan memperlihatkan bahwa faktor
peranan tersebut tidak selalu sama di setiap Negara. Sebagai ilustrasi,
Singapura adalah sebuah negara kecil yang memiliki sumber daya alam yang sangat
minim, namun dikenal sebagai negara yang telah berhasil memperlihatkan bahwa
keterbatasan sumber daya alam bukan penghalang untuk meningkatkan
produktivitasnya.
Wiyono, dalam
(Kasnawi,2006) mengemukakan bahwa produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh
enam hal, yaitu:
a. Perkembangan barang modal per pekerja.
b. Perbaikan tingkat ketrampilan,
pendidikan dan kesehatan pekerja.
c. Meningkatkan skala usaha.
d. Perpindahan pekerja antar jenis
kegiatan.
e. Perubahan komposisi output dari tiap
sektor atau sub sektor.
f. Perubahan teknik produksi.
Basri, dalam
(Kasnawi,2006) mengemukakan bahwa tinggi rendahnya produktivitas tenaga kerja
juga dipengaruhi oleh pemanfaatan kapasitas dari berbagai sektor produksi guna
mencapai pertumbuhan ekonomi. karena pemanfaatan kapasitas rendah, maka
produktivitas rendah. Jadi dengan demikian, produktivitas tenaga kerja secara
umum ditentukan oleh beberapa komponen, yaitu:
Unsur tenaga kerja itu
sendiri, termasuk metode kerjanya, kesehatannya, tingkat pendidikannya,
kebiasaannya, dan pemahaman terhadap pelaksanaan kegiatan usahanya, kompensasi
kerja (upah dan gaji) dan lain sebagainya yang bersumber dari diri tenaga
kerjanya.
1. Kapasitas produksi dari setiap sektor
produksi.
2. Peralatan atau fasilitas penunjang
tenaga kerja ( teknologi ).
3. Produktivitas tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh
faktor dari dalam dan luar lingkungan
perusahaan.
Daftar Pustaka:
-
Poerwadarminta. 1989. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.
-
The Liang Gie. 1987. Ensiklopedia
Administrasi. Ghalia Indonesia : Jakarta.
-
Ravianto, J. 1985. Produktivitas dan
Manajemen. SIUP : Jakarta.
-
Riyanto, J. 1986.
Produktivitas dan Tenaga Kerja. SIUP : Jakarta.
-
Kuat Ismanto, S.H.I., M.Ag., Loc. Cit
, hlm 216
-
Wignjosoebroto,
S., 2000, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu : Teknik Analisis untuk
Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : PT. Gunawidya
Langganan:
Postingan (Atom)